APPI Sebut Ada 4 Klub Super League yang Tunggak Gaji Pemain, Utangnya Capai Rp4,3 Miliar

Empat Klub Super League Masih Menunggak Pembayaran Gaji Pemain Menjelang Musim 2025/2026

Menjelang bergulirnya kompetisi musim 2025/2026, empat klub Super League dikabarkan masih menunggak pembayaran gaji pemain. Hal ini disampaikan oleh Wakil Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI), Achmad Jufriyanto, dalam konferensi pers terkait National Dispute Resolution Chamber (NDRC) yang diselenggarakan PSSI di Jakarta.

Lembaga Arbitrase NDRC Menjadi Penengah Sengketa

NDRC merupakan lembaga arbitrase yang menengahi sengketa antara pemain dengan klub, pelatih dengan klub, serta klub dengan klub sepak bola di Indonesia. Meskipun berdiri sejak 2019, NDRC baru mendapat sertifikasi resmi dari FIFA pada Januari 2025.

Dalam situasi penyelesaian sengketa, APPI biasanya melakukan korespondensi dan negosiasi terlebih dahulu sebelum melibatkan NDRC. Achmad Jufriyanto menjelaskan bahwa satu klub sudah diproses oleh NDRC Indonesia, sementara tiga klub lainnya masih dalam proses korespondensi.

15 Pemain Terdampak Menunggak Gaji

Sebanyak 15 pemain dari keempat klub Super League tersebut mengalami tunggakan pembayaran gaji. Meskipun begitu, Achmad Jufriyanto belum dapat mengungkap nama-nama klub yang terlibat karena proses mediasi yang sedang berlangsung.

“Total pembayaran yang belum diselesaikan di Liga 1 sekitar Rp4,3 miliar. Itu melibatkan lima belas pemain dari keempat klub,” ungkap Wakil Presiden APPI.

Klub dari Liga 2 dan Liga 3 Juga Terbelit Masalah Serupa

Tidak hanya klub-klub dari Liga 1, APPI juga masih menangani sembilan klub Liga 2 yang telat membayar upah pemain. Di Liga 2, terdapat dua tim yang masih dalam proses korespondensi dan tujuh tim lainnya sudah masuk pada penanganan NDRC dengan total tunggakan sebesar Rp3,6 miliar.

Sementara itu, di Liga 3, dua tim masih dalam proses korespondensi, empat tim sudah diproses di NDRC, dan satu tim enggan menjalankan keputusan DRC FIFA. Total pembayaran yang belum diselesaikan mencapai Rp2,5 miliar.

Dengan adanya kasus tunggakan gaji ini, diharapkan semua pihak dapat menyelesaikan sengketa dengan baik agar kompetisi musim depan dapat berjalan lancar tanpa kendala. Semua pihak yang terlibat diharapkan dapat mematuhi regulasi yang berlaku demi kesejahteraan pemain dan kelancaran kompetisi.

Prediksi Performa Klub yang Terdampak

Dampak dari masalah tunggakan gaji pemain ini tentu akan berpengaruh pada performa klub yang terlibat. Dengan kondisi keuangan yang tidak stabil, dapat diprediksi bahwa klub-klub ini akan mengalami kesulitan dalam menjaga kekompakan dan motivasi pemain di lapangan. Hal ini dapat berdampak pada hasil pertandingan yang mungkin menurun dan posisi mereka dalam klasemen.

Sebagai contoh, jika pemain merasa kurang dihargai dan tidak mendapatkan bayaran yang seharusnya, maka semangat bertanding mereka pun bisa turun. Hal ini tentu akan berimbas pada penampilan tim secara keseluruhan. Oleh karena itu, manajemen klub perlu segera menyelesaikan masalah ini agar tidak berdampak pada performa tim di lapangan.

Dampak Jangka Panjang Bagi Dunia Sepak Bola Indonesia

Masalah tunggakan gaji pemain bukan hanya menjadi masalah saat ini, tetapi juga berpotensi menimbulkan dampak jangka panjang bagi dunia sepak bola Indonesia. Jika kasus seperti ini terus terulang, maka reputasi industri sepak bola Indonesia dapat tercoreng di mata dunia internasional. Hal ini dapat membuat para pemain lokal maupun asing enggan untuk berkompetisi di Indonesia.

Selain itu, masalah ini juga dapat menghambat perkembangan dan profesionalisme sepak bola Indonesia secara keseluruhan. Jika klub-klub tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan mereka terhadap pemain, maka hal ini akan menjadi penghalang bagi pertumbuhan industri sepak bola Tanah Air.

Perlunya Pengawasan Ketat dan Sanksi Tegas

Untuk mencegah kasus tunggakan gaji pemain terulang di masa depan, diperlukan pengawasan ketat dan sanksi tegas dari pihak berwenang. Federasi sepak bola Indonesia, PSSI, perlu memberlakukan regulasi yang lebih ketat terkait pembayaran gaji pemain dan memberikan sanksi yang tegas bagi klub yang melanggarnya.

Selain itu, perlunya transparansi dalam pengelolaan keuangan klub juga menjadi hal yang penting. Dengan adanya transparansi, pemain dapat memastikan bahwa hak-hak mereka terlindungi dan pembayaran gaji dilakukan secara tepat waktu sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.

Menjaga Integritas dan Kesejahteraan Pemain

Integritas dan kesejahteraan pemain harus tetap menjadi prioritas utama dalam dunia sepak bola. Klub harus memastikan bahwa pemain mereka diperlakukan dengan adil dan mendapatkan hak-hak mereka secara penuh. Dengan menjaga integritas dan kesejahteraan pemain, maka prestasi dan citra positif sepak bola Indonesia juga akan terjaga.

Dengan langkah-langkah preventif dan penyelesaian masalah yang tepat, diharapkan masalah tunggakan gaji pemain ini dapat terselesaikan dengan baik sehingga kompetisi sepak bola Indonesia dapat berjalan lancar dan profesional tanpa adanya kendala ke depannya.