Cerita Toni Kroos: Di Madrid Bisa Tertawa, di Barcelona Bisa Dicoret

Toni Kroos Bicara Tentang Perbedaan Gaya Kepelatihan Flick dan Real Madrid

Toni Kroos, mantan gelandang Real Madrid, telah mengakhiri karier profesionalnya namun tetap aktif berbicara mengenai dunia sepakbola yang pernah membesarkannya. Dalam sebuah podcast bersama sang adik, Felix Kroos, Kroos membandingkan gaya kepelatihan Hansi Flick dengan suasana yang lebih longgar di klub lamanya.

Kronologi Perbandingan Gaya Kepelatihan

Kroos memiliki pemahaman yang mendalam mengenai keketatan Hansi Flick terutama saat keduanya bersama Timnas Jerman. Dari pengalamannya itu, Kroos punya pandangan tajam tentang betapa ketatnya Flick dalam urusan kedisiplinan, terutama soal waktu.

Kroos menilai terdapat perbedaan besar antara gaya kepelatihan di Barcelona di bawah Flick dengan Real Madrid tempatnya bermain selama hampir satu dekade. Perbedaan tersebut tidak hanya terletak pada strategi permainan, tetapi juga dalam pengelolaan ruang ganti.

Perbedaan Pendekatan Disiplin

Menurut Kroos, salah satu kebiasaan Flick yang diungkit dalam podcast adalah ketatnya dalam urusan ketepatan waktu. Beberapa pemain bahkan bisa dicoret dari starting XI hanya karena datang terlambat ke rapat tim.

Sebagai contoh, Kroos menyebut insiden di Barcelona yang melibatkan Jules Kounde dan Inaki Pena. Meskipun hanya terlambat beberapa menit, hal tersebut sudah cukup bagi Flick untuk mengambil tindakan tegas.

Flick vs Real Madrid

Kroos menyatakan bahwa di Real Madrid, situasinya bisa sangat berbeda. Keterlambatan seperti itu justru sering dianggap wajar dan bahkan menjadi bahan candaan di antara pemain. Kroos bahkan menambahkan bahwa di Madrid, seringkali tidak jelas siapa yang sebenarnya terlambat, pemain atau pun pelatih.

Menurut Kroos, gaya kepelatihan seperti Flick mungkin tidak akan diterima dengan baik di Real Madrid. Di klub tersebut, pendekatan yang lebih longgar lebih diterima mengingat banyaknya pemain bintang dengan ego besar yang harus dikelola dengan cara yang berbeda.

Perbedaan Budaya Klub dan Negara

Meski mengakui perbedaan gaya kepelatihan, Kroos tidak membanding-bandingkan mana yang lebih baik. Ia menekankan bahwa setiap klub dan negara memiliki budaya dan konteksnya sendiri yang harus dihormati.

Kroos mengungkapkan bahwa gaya kepelatihan Flick sangat mencerminkan filosofi Jerman yang sangat menjunjung struktur dan ketertiban, sesuatu yang sudah dikenalnya sejak usia muda.

Kesimpulan

Akhirnya, Kroos menyimpulkan bahwa baik gaya kepelatihan ketat ala Flick maupun pendekatan yang lebih longgar seperti di Real Madrid memiliki tempatnya masing-masing dan keduanya tetap memiliki cara unik untuk meraih kemenangan.

Sumber: SPORT, Madrid Universal

Prediksi Kroos Mengenai Future of Hansi Flick

Dengan pengalaman yang dimiliki Toni Kroos, banyak yang penasaran dengan prediksinya mengenai masa depan Hansi Flick. Kroos percaya bahwa Flick memiliki potensi besar untuk sukses di klub mana pun yang dia pilih untuk melatih. Meskipun gaya kepelatihan Flick mungkin terlalu ketat untuk beberapa klub besar seperti Real Madrid, banyak klub lain yang bisa mendapatkan manfaat besar dari pendekatan disiplin dan ketertiban yang dia terapkan.

Kroos juga menyerahkan spekulasi mengenai kemungkinan Flick kembali ke Timnas Jerman setelah sukses besar di Euro 2020. Dengan hubungan yang baik antara keduanya, Kroos melihat Flick sebagai sosok yang sesuai untuk membawa Timnas Jerman ke level yang lebih tinggi lagi.

Dampak Perbedaan Gaya Kepelatihan terhadap Pemain

Perbedaan pendekatan antara Flick dan Real Madrid juga memberikan pemahaman yang menarik mengenai dampaknya terhadap pemain. Kroos menekankan bahwa setiap pemain memiliki preferensi yang berbeda dalam hal gaya kepelatihan. Beberapa pemain mungkin merasa lebih nyaman dengan pendekatan yang lebih ketat dan terstruktur, sementara yang lain mungkin lebih berkembang dalam lingkungan yang lebih santai dan bebas.

Hal ini menunjukkan pentingnya bagi seorang pelatih untuk memiliki fleksibilitas dalam pendekatannya untuk dapat memahami dan mengakomodasi kebutuhan individu setiap pemain. Dengan memahami karakteristik dan preferensi pemainnya, seorang pelatih dapat menciptakan lingkungan yang optimal untuk pengembangan dan performa maksimal dari seluruh timnya.

Pentingnya Keseimbangan dalam Gaya Kepelatihan

Seiring dengan diskusi mengenai perbedaan gaya kepelatihan, Toni Kroos juga menyoroti pentingnya keseimbangan antara disiplin dan kebebasan dalam mengelola sebuah tim. Menjaga kedisiplinan yang ketat penting untuk menciptakan struktur dan kerja sama yang solid di dalam tim, namun memberikan kebebasan kepada pemain juga diperlukan untuk membangun kepercayaan dan kreativitas dalam permainan.

Dengan menciptakan keseimbangan yang tepat antara pendekatan yang ketat dan santai, seorang pelatih dapat membantu tim mencapai potensi mereka yang sebenarnya. Hal ini membutuhkan kepekaan dan pemahaman yang mendalam dari seorang pelatih terhadap dinamika dan karakteristik individu di dalam timnya.

Menjaga Tradisi dan Inovasi dalam Sepak Bola

Sepak bola adalah olahraga yang terus berkembang, dan tradisi serta inovasi memiliki peran yang sama pentingnya dalam mengarahkan arah perkembangan olahraga ini. Dengan mempertahankan nilai-nilai tradisional seperti disiplin dan ketertiban, sambil juga membuka diri terhadap inovasi dan perkembangan baru, sepak bola dapat terus tumbuh dan berkembang menjadi olahraga yang semakin menarik dan menantang.

Toni Kroos dan Hansi Flick adalah dua tokoh penting dalam dunia sepak bola yang mewakili keseimbangan antara tradisi dan inovasi. Dengan pengalaman dan pemahaman yang mereka miliki, keduanya memberikan kontribusi berharga untuk memperkaya dan memajukan olahraga yang dicintai oleh jutaan penggemar di seluruh dunia.

Sumber: SPORT, Madrid Universal