Mantan Pemain Manchester United Menegosiasikan Kontrak Tanpa Agen
Demetri Mitchell, mantan jebolan akademi Manchester United, mencuri perhatian dengan keputusannya untuk menegosiasikan kontraknya tanpa bantuan agen. Pemain berusia 28 tahun tersebut kini membela klub League One, Leyton Orient, setelah menandatangani kontrak berdurasi dua tahun pada bulan Juni.
Menyusun Kontrak dengan Bantuan Kecerdasan Buatan
Mitchell mengungkapkan bahwa ia memanfaatkan ChatGPT sebagai “agen virtual” dalam proses negosiasi kontraknya. Dalam sebuah wawancara di podcast From My Left, Mitchell menjelaskan bagaimana ia menggunakan kecerdasan buatan tersebut untuk merumuskan argumen terkait biaya hidup di London, kondisi keluarga, dan nilai kontrak yang pantas ia terima.
“Saya merasa pantas mendapatkan sedikit lebih banyak, tapi tentu saya tidak bisa sembarangan bilang, ‘Saya harus dibayar sekian.’ Dengan ChatGPT, saya bisa menyusun kata-kata dengan tepat tanpa bantuan agen,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mitchell menyebut bahwa AI lebih efisien daripada agen sungguhan. Menurutnya, ChatGPT adalah “agen terbaik” yang dibayar lebih murah daripada agen konvensional. Hal ini membuka pandangan baru terhadap proses negosiasi kontrak bagi para pemain sepakbola profesional.
Kenyataan Finansial di Divisi Bawah Inggris
Selain cerita unik tentang penggunaan kecerdasan buatan dalam negosiasi kontrak, Mitchell juga menyoroti realitas finansial yang sering kali disalahpahami oleh publik. Menurutnya, tidak semua pesepakbola hidup bergelimang uang, terutama bagi mereka yang berkarier di divisi bawah Inggris seperti League One.
Mitchell menjelaskan bahwa kontrak pemain di League One biasanya hanya berdurasi satu atau dua tahun. Dari gaji kotor yang diterima, pajak yang tinggi dan potongan biaya agen membuat penghasilan bersih pemain jauh lebih kecil dari yang bisa dipikirkan oleh banyak orang.
“Penting untuk merencanakan keuangan dengan bijak dan memikirkan masa depan setelah pensiun dari sepakbola. Anda bisa aman hanya dalam dua tahun kontrak, setelah itu semuanya bisa berubah. Jadi harus benar-benar bijak mengatur uang,” tambahnya.
Dengan pengalaman dan pandangan uniknya, Demetri Mitchell membuka mata kita pada realitas finansial di dunia sepakbola dan pentingnya perencanaan keuangan bagi para pemain, terutama bagi mereka yang berkarier di divisi bawah.
Sumber: Sportbible
Peran AI dalam Negosiasi Kontrak
Penggunaan kecerdasan buatan seperti ChatGPT dalam proses negosiasi kontrak oleh Demetri Mitchell menyoroti evolusi teknologi dalam dunia olahraga. Lebih dari sekadar alat bantu, AI telah membuka peluang baru bagi para atlet untuk mengatur kontrak mereka tanpa ketergantungan pada agen tradisional. Hal ini mengubah paradigma konvensional dalam industri sepakbola, di mana pemain lebih banyak bergantung pada perwakilan agen untuk menegosiasikan kesepakatan mereka.
Dengan adanya AI, para pemain dapat memiliki kontrol lebih besar terhadap proses negosiasi dan lebih memahami detail-detail penting yang terkait dengan kontrak mereka. Implementasi kecerdasan buatan dalam perundingan kontrak juga menunjukkan bahwa teknologi bisa menjadi sekutu yang andal dalam membantu pemain sepakbola memperjuangkan hak-hak mereka dengan lebih efektif.
Realitas Finansial dan Perencanaan Masa Depan
Pentingnya pemahaman mengenai realitas finansial di dunia sepakbola, terutama bagi pemain di divisi bawah seperti League One, menegaskan perlunya pendekatan yang bijaksana dalam mengelola keuangan mereka. Dengan kontrak berdurasi pendek dan potongan biaya yang signifikan, pemain di tingkat tersebut perlu memperhitungkan masa depan keuangan mereka setelah berhenti bermain.
Melalui pengalaman Demetri Mitchell, para pemain muda dan calon profesional dapat belajar pentingnya merencanakan keuangan secara hati-hati dan mempertimbangkan investasi jangka panjang. Dengan pemahaman yang matang tentang kondisi finansial mereka, pemain dapat menghindari kesulitan keuangan setelah pensiun dari karier sepakbola aktif.
Kesimpulan
Dengan perkembangan teknologi dan pemahaman mendalam mengenai realitas finansial di ranah sepakbola, para pemain di semua tingkatan harus lebih proaktif dalam mengelola keuangan mereka dan melakukan perencanaan untuk masa depan yang lebih baik. Penggunaan kecerdasan buatan dalam negosiasi kontrak, seperti yang dilakukan oleh Demetri Mitchell, membuka jalan bagi pendekatan baru yang lebih efisien dan transparan dalam urusan kontrak pemain.
Dengan demikian, pemain dapat memperoleh kendali yang lebih besar atas karier dan keuangan mereka, serta memastikan keberlangsungan finansial yang stabil setelah berakhirnya masa aktif bermain. Semua ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan keuangan dan kesadaran finansial bagi para atlet, demi mencapai keberlanjutan dan keberhasilan jangka panjang dalam dunia sepakbola.