Cantona dan Keterkaitannya dengan Paus Leo XIV: Terungkap Hubungan Keluarga yang Tak Disangka
Liputan6.com, Jakarta – Mantan bintang Manchester United yang legendaris, Eric Cantona, kembali menjadi sorotan publik bukan karena prestasinya di lapangan, melainkan karena hubungan darahnya yang tak terduga dengan pemimpin tertinggi Gereja Katolik, Paus Leo XIV. Kabar mengejutkan ini terungkap dalam laporan dari Geneanet, sebuah platform genealogi asal Prancis.
Hubungan Keluarga yang Mengejutkan
Menurut Geneanet, Cantona dan Paus Leo XIV ternyata merupakan sepupu jauh yang terhubung melalui silsilah keluarga yang mencakup 15 generasi ke belakang. Paus Leo XIV, yang memiliki nama asli Robert Francis Prevost dan lahir di Chicago, memiliki darah Prancis-Italia. Baru-baru ini, ia diangkat sebagai Paus, dan penelusuran asal-usul keluarganya mengungkap akar kuat garis keturunan mereka di Prancis selatan.
Hubungan antara Cantona dan Paus Leo XIV bermula dari pernikahan Bertrand Negrel dan Louise Jean pada tahun 1566 di Roquevaire, Prancis Selatan. Selain itu, Cantona juga disebut memiliki hubungan keluarga dengan sastrawan terkenal, Albert Camus, yang semakin menegaskan bahwa pria yang dijuluki “The King” oleh fans Setan Merah bukanlah sosok biasa.
Cantona dan Kritik Pedasnya
Meskipun sudah pensiun dari dunia sepak bola, Cantona tetap relevan dalam perbincangan publik. Baru-baru ini, ia melakukan kunjungan ke Manchester dalam rangkaian kampanye fans dan secara simbolis mendaftarkan seluruh keluarganya sebagai pemegang saham FC United, klub yang lahir sebagai bentuk protes terhadap kepemilikan Manchester United.
Di kesempatan tersebut, Cantona juga melontarkan kritik pedas terhadap Sir Jim Ratcliffe, pemilik baru United dari perusahaan Ineos. Cantona merasa bahwa beberapa keputusan Ratcliffe, seperti rencana untuk meninggalkan Old Trafford, bertentangan dengan nilai-nilai yang menjadi jiwa klub selama ini.
“Saya mencintai United, itulah mengapa saya mendukung klub ini. Tapi jika saya harus memilih klub hari ini, mungkin saya tidak akan memilih United,” ujar Cantona. Ia menegaskan bahwa sepak bola bukan hanya tentang pemain atau stadion, melainkan juga tentang komunitas, nilai, dan rasa saling menghormati yang sudah dibangun selama bertahun-tahun.
Tinjauan terhadap Manajemen Klub
Cantona, yang kini berusia 58 tahun, merasa bahwa arah yang diambil oleh manajemen United saat ini menjauhkan klub dari akar sejarah dan jiwanya. Ia mengungkapkan kekecewaannya terhadap strategi dan proyek baru yang dijalankan manajemen yang membuatnya merasa tidak lagi dekat dengan keputusan-keputusan yang diambil.
“Semua orang di sekitar klub itu seperti keluarga besar. Namun sekarang, saya tidak merasa dekat dengan keputusan-keputusan ini. Mereka punya strategi dan proyek yang berbeda. Apakah Anda merasa dekat dengan proyek itu? Saya rasa tidak,” tutup Cantona.
Sumber: The Sun
Prediksi Sepak Bola Cantona: Komentar dan Analisis
Sebagai salah satu ikon sepak bola yang penuh kontroversi, Eric Cantona juga sering memberikan prediksi terkait pertandingan-pertandingan besar. Dengan pengetahuannya yang luas tentang dunia sepak bola dan pandangan yang tajam, prediksi Cantona sering kali menjadi sorotan. Meskipun tidak secara formal, namun pendapatnya sering disorot oleh penggemar dan media.
Beberapa prediksi Cantona yang terkenal adalah ketika ia memprediksi kemenangan tim nasional Prancis di Piala Dunia, atau ketika ia meramalkan kemenangan timnya, Manchester United, dalam pertandingan-pertandingan tertentu. Meskipun tidak selalu benar, namun prediksi-prediksi Cantona selalu menarik untuk diikuti karena keunikan pandangannya terhadap permainan.
Kritik Pedas Cantona terhadap Dunia Sepak Bola Modern
Cantona juga sering dikenal dengan kritik pedasnya terhadap dunia sepak bola modern yang dianggapnya semakin komersial dan kehilangan nilai-nilai asli permainan. Ia sering menyoroti tentang bagaimana uang telah mempengaruhi sepak bola dan membuatnya semakin jauh dari esensi yang seharusnya.
Dalam beberapa wawancara, Cantona pernah mengkritik tentang dominasi uang dalam transfer pemain, gaji pemain yang melambung tinggi, serta peran agen-agen dalam mengendalikan karier pemain. Ia percaya bahwa sepak bola seharusnya lebih dari sekadar bisnis, tetapi juga tentang gairah, loyalitas, dan semangat persaudaraan di antara pemain, fans, dan klub.
Tantangan Sepak Bola Modern Menurut Cantona
Berdasarkan pandangan Cantona, tantangan terbesar sepak bola modern adalah bagaimana untuk kembali ke akar-akar sejarahnya dan mempertahankan nilai-nilai yang sesungguhnya. Ia mengajak untuk lebih menghargai sejarah klub, mengutamakan kepentingan fans, serta membangun fondasi yang kokoh untuk masa depan.
Cantona menyoroti pentingnya pendekatan yang berkelanjutan, di mana sepak bola tidak hanya dilihat sebagai ajang bisnis atau entertainment semata, tetapi juga sebagai bagian dari kehidupan masyarakat yang memiliki dampak sosial dan budaya yang besar. Ia berharap agar dunia sepak bola dapat kembali kepada esensi sejatinya dan memperkuat hubungan yang erat antara pemain, klub, dan pendukungnya.
Dengan sudut pandang yang unik dan pemikiran yang dalam, Cantona terus menjadi sosok yang menginspirasi dan membangkitkan kesadaran akan nilai-nilai yang seharusnya dimiliki oleh dunia sepak bola. Melalui kritiknya yang tajam dan visi yang jernih, ia terus mengingatkan bahwa sepak bola bukan hanya tentang skor akhir, tetapi juga tentang perjalanan, kebersamaan, dan kejujuran.
Sumber: Liputan6.com