Liputan6.com, Jakarta Kedatangan Christopher Nkunku di AC Milan pada akhir bursa transfer musim panas menimbulkan perbincangan hangat di kalangan tifosi maupun pengamat sepak bola Italia. Transfer ini dianggap mengejutkan karena Massimiliano Allegri sebenarnya meminta sosok penyerang murni dengan tipikal box poacher, tapi justru diberikan seorang pemain serbabisa asal Prancis.
Meski bukan pemain yang buruk, banyak yang mempertanyakan apakah Nkunku adalah jawaban dari kebutuhan Milan di lini depan. Bahkan Allegri sendiri sempat mengungkapkan kekhawatirannya, terlebih di musim panas ketika sebagian besar target pilihannya tidak kunjung terwujud. Situasi ini menimbulkan tanda tanya besar, ke mana arah taktik Milan akan bergerak.
Di tengah keraguan itu, beberapa opsi mulai dibicarakan. MilanNews bahkan menulis ada empat skenario yang bisa dijalani, dua di antaranya realistis dan dua lainnya masih berupa kemungkinan liar. Dari sinilah muncul berbagai ide bagaimana Nkunku bisa dimanfaatkan di skuad Rossoneri.
Empat opsi yang dijabarkan MilanNews membuka kemungkinan besar bagi Nkunku untuk menyesuaikan diri dengan kebutuhan tim. Pertama, ia bisa dimainkan sebagai second striker dalam formasi 3-5-2, berduet dengan nama-nama seperti Rafael Leao, Christian Pulisic, atau bahkan Santiago Gimenez.
Kedua, ada kemungkinan Nkunku ditempatkan sebagai penyerang tengah bila situasi memaksa. Namun, peluang ini dianggap cukup kecil mengingat karakteristiknya bukan seorang target man. Alternatif lain yang lebih masuk akal adalah menjadikannya gelandang serang dalam pola 3-4-2-1, posisi yang diakui sendiri sebagai peran terbaiknya.
Dengan fleksibilitas tersebut, tak menutup kemungkinan Nkunku juga dimainkan sebagai gelandang serang dalam formasi 3-5-2, berdiri tepat di belakang striker utama. Fleksibilitas inilah yang membuat peluang pemanfaatannya seakan tak terbatas.Salah satu daya tarik terbesar Nkunku adalah fleksibilitasnya. Pemain berusia 27 tahun ini mampu tampil di berbagai posisi, mulai dari sayap hingga lini tengah, bahkan sesekali menjadi striker. Menurut catatan Transfermarkt, dalam 172 laga bersama RB Leipzig dengan torehan 70 gol dan 56 assist, ia pernah bermain sebagai second striker sebanyak 55 kali, gelandang serang 48 kali, sayap kiri 22 kali, sayap kanan 12 kali, serta beberapa kali di posisi lainnya.
Data tersebut menunjukkan bahwa Nkunku bukanlah tipikal striker murni. Ia lebih nyaman dimainkan dalam sistem yang menempatkannya sebagai pendamping penyerang utama atau sebagai gelandang serang dalam formasi 3-4-2-1 maupun 4-2-3-1.
Kondisi ini sedikit menimbulkan pertanyaan terkait visi transfer Milan. Igli Tare sebelumnya menegaskan bahwa klub membutuhkan striker sejati, tetapi pada akhirnya Rossoneri justru mendapatkan sosok serbaguna yang lebih condong ke gelandang serang. Meski begitu, Nkunku pernah pula beroperasi sebagai false nine, sehingga memberikan opsi darurat bila dibutuhkan.Selain fleksibilitas posisi, kekuatan lain yang dimiliki Nkunku adalah pergerakannya. Milan kerap kesulitan membongkar pertahanan rapat lawan dalam beberapa musim terakhir, dan kehadiran Nkunku bisa menjadi solusi. Ia piawai menemukan ruang di area berbahaya, baik dengan insting alami maupun menciptakan celah melalui pergerakannya sendiri.
Eks pemain Paris Saint-Germain itu dikenal dinamis saat menguasai bola. Ia mampu bergerak ke kanal-kanal kosong, turun untuk menerima bola, memutar tubuh lawan, hingga berlari dengan kontrol bola cepat. Dalam skema menyerang, perannya bisa menjadi kunci pembuka pertahanan lawan.
Meski tidak memiliki kecepatan eksplosif di ruang terbuka seperti Rafael Leao, Nkunku tetap berbahaya berkat akselerasi jarak pendek yang tajam. Ditambah dengan langkah panjangnya ketika mulai berlari, ia bisa menjadi senjata baru Milan dalam situasi serangan balik maupun permainan posisi.
Sumber: MilanNews, Sempre Milan