Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) 2025: Street Dance dan Dancesport Jadi Sorotan
Pada 1 Agustus 2025, Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional atau FORNAS 2025 resmi ditutup setelah berlangsung selama beberapa hari di Nusa Tenggara Barat. Salah satu yang menjadi sorotan dalam ajang ke-VIII ini adalah pertunjukan Street Dance dan Dancesport.
Menariknya, Federasi Dancesport & Breaking Indonesia (FDBI) berhasil menyelenggarakan kompetisi resmi dalam rangkaian acara FORNAS 2025 di Taman Budaya, Mataram. Kegiatan ini berlangsung pada 26-27 Juli 2025 dan dihadiri oleh dua menteri kabinet Merah Putih, yaitu Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, serta Menteri Ekonomi Kreatif (Menteri Ekraf), Teuku Riefky Harsya.
Kompetisi Dancesport dan Breaking
Sebanyak 185 peserta dari 18 provinsi turut serta dalam kompetisi ini, mempertandingkan 11 nomor dari cabang Dancesport, Breaking, dan Street Dance. Acara tersebut juga dihadiri oleh sekitar 150 penonton yang turut meramaikan suasana di lokasi.
Menteri Agus Harimurti Yudhoyono menyoroti potensi besar seni olahraga seperti street dance yang kian berkembang di kalangan generasi muda. Beliau menyatakan, “Potensinya luar biasa. Saya termasuk yang gemar olahraga dan sangat menikmati kreativitas anak-anak muda. Kita ingin mendorong agar komunitas olahraga seperti street dance terus tumbuh. Di negara maju, seni dan olahraga seperti ini memiliki dampak ekonomi besar.”
Pentingnya Pembinaan Profesional
Menteri Ekraf Teuku Riefky juga menegaskan pentingnya pembinaan profesional terhadap seni pertunjukan, khususnya street dance. Beliau menekankan bahwa kebutuhan akan seni tari tidak hanya terbatas pada festival, tetapi juga pada berbagai agenda budaya, pariwisata, dan kegiatan kebanggaan daerah.
Kementerian Ekonomi Kreatif saat ini mengawasi 17 subsektor ekonomi kreatif yang terbagi dalam empat klaster, di antaranya adalah budaya. Seni pertunjukan, termasuk street dance, berada dalam klaster ini yang mendapat perhatian khusus.
Sinergi Antara Pemerintah dan Komunitas Kreatif
Teuku Riefky menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan komunitas kreatif dalam mendukung perkembangan subsektor seni pertunjukan. Beliau menyatakan kesiapannya untuk menjadi mitra dalam penguatan subsektor street dance di Indonesia.
Ketua Umum FDBI, Ardiyansyah Djafar, juga menyampaikan apresiasi terhadap perhatian pemerintah pusat terhadap industri seni pertunjukan. Ia menyoroti potensi nilai pasar global untuk sektor tari yang diproyeksikan terus meningkat hingga tahun-tahun mendatang.
Sebagai contoh, Ardiyansyah menyebut akuisisi Varsity Brands senilai miliaran dolar AS pada akhir tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan potensi ekonomi kreatif yang besar dari subsektor seni pertunjukan seperti tari dan cheerleading.
Dengan demikian, FORNAS 2025 menjadi momentum penting untuk mengapresiasi dan mendukung perkembangan street dance serta seni pertunjukan lainnya di Indonesia.
Potensi Pasar Global untuk Industri Seni Pertunjukan
Seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum FDBI, Ardiyansyah Djafar, potensi pasar global untuk industri seni pertunjukan, termasuk street dance, semakin berkembang. Hal ini terbukti dari akuisisi Varsity Brands senilai miliaran dolar AS yang terjadi pada tahun sebelumnya. Akuisisi ini mencerminkan potensi ekonomi kreatif yang tinggi dari subsektor seni pertunjukan seperti tari dan cheerleading.
Perkembangan teknologi dan media juga turut mendukung pertumbuhan industri seni pertunjukan. Dengan adanya platform digital dan media sosial, seniman dan penari dapat lebih mudah mempromosikan karya mereka ke pasar global. Hal ini membuka peluang baru bagi para pelaku seni untuk mengembangkan kreativitas dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Pendidikan dan Pelatihan bagi Generasi Muda
Pentingnya pembinaan profesional dalam seni pertunjukan juga menuntut adanya pendidikan dan pelatihan yang memadai bagi generasi muda. Sekolah-sekolah seni dan lembaga pelatihan tari perlu terus mengembangkan program-program pendidikan yang relevan dan sesuai dengan tuntutan industri.
Selain itu, kerjasama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan industri seni pertunjukan juga menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan talenta-talenta muda di bidang seni. Program-program magang, workshop, dan kolaborasi antar lembaga dapat menjadi sarana yang efektif dalam menghasilkan generasi muda yang berbakat dan profesional di dunia seni tari.
Potensi Ekonomi Kreatif dari Seni Pertunjukan
Industri seni pertunjukan, termasuk street dance, memiliki potensi ekonomi kreatif yang besar. Selain sebagai bentuk ekspresi seni, seni pertunjukan juga menjadi sumber penghasilan bagi banyak orang. Dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap seni tari dan pertunjukan, peluang bisnis di bidang ini pun semakin terbuka lebar.
Pelaku seni dan penari street dance dapat menjadikan karya-karya mereka sebagai produk komersial, baik dalam bentuk pertunjukan langsung, video konten, maupun merchandise. Dengan strategi pemasaran yang tepat dan kreativitas yang tinggi, seniman dapat memanfaatkan potensi pasar yang ada untuk mengembangkan karir dan bisnis mereka di dunia seni pertunjukan.
Kesimpulan
FORNAS 2025 bukan hanya menjadi ajang festival olahraga rekreasi masyarakat, tetapi juga menjadi momentum penting dalam pengembangan industri seni pertunjukan di Indonesia. Dengan perhatian dan dukungan dari pemerintah serta kerjasama antara berbagai pihak terkait, seni pertunjukan, terutama street dance, diharapkan terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi ekonomi kreatif Tanah Air.
Dengan potensi pasar global yang semakin terbuka, generasi muda di Indonesia diharapkan dapat meraih kesuksesan dalam dunia seni pertunjukan, serta mengharumkan nama bangsa melalui karya-karya kreatif dan inovatif. Melalui kolaborasi dan komitmen bersama, industri seni pertunjukan dapat terus menginspirasi dan membawa dampak positif bagi masyarakat luas.