Rashford Beber Pelatih yang Sering Bikin Dirinya Emosi di Manchester United, Bukan Ten Hag Atau Amorim

Liputan6.com, Jakarta Marcus Rashford mengaku Jose Mourinho adalah salah satu sosok paling berpengaruh dalam kariernya, meski metode sang pelatih kerap membuatnya emosi.
Sepanjang memperkuat Manchester United, Rashford berkesempatan bekerja dengan deretan pelatih top dunia. Mulai dari Louis van Gaal, Jose Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer, Erik ten Hag, Ralf Rangnick, hingga Ruben Amorim pernah memberi warna berbeda dalam perjalanan kariernya.

Setiap manajer meninggalkan kesan unik di mata Rashford, baik dari filosofi permainan, metode latihan, maupun cara mengelola tekanan di level tertinggi. Semua itu membentuk mentalitas dan gaya bermainnya hingga seperti sekarang.

Kini, Rashford sedang merasakan tantangan baru di Barcelona lewat status pinjaman selama semusim. Dibawah arahan Hansi Flick, ia kembali dihadapkan pada intensitas tinggi khas sepak bola Jerman, yang membuatnya teringat kembali pada para pelatih yang pernah menempanya di Old Trafford.Rashford mengakui Mourinho punya pengaruh luar biasa terhadap perkembangan mentalnya sebagai pemain. Menurutnya, manajer asal Portugal itu memiliki pendekatan berbeda dibanding sosok lain yang pernah ia temui. Obsesi Mourinho terhadap kemenangan benar-benar membekas di benaknya.
Bagi Rashford, hal itu sangat terasa ketika ia masih muda dan sedang mencari jati diri di lapangan. Ia menilai Mourinho begitu terfokus pada hasil akhir, hingga semua pemainnya termotivasi untuk selalu mengejar target jelas.
“Berpengaruh? Saya mungkin akan memilih (Louis) Van Gaal, Jose (Mourinho), dan Ole (Gunnar Solskjær. Saya pernah menangani begitu banyak manajer yang berbeda, jadi mustahil untuk membandingkan semuanya,” ujarnya pada kanal Youtube The Rest Is Football, seperti dikutip dari Goal.
“Tetapi ketika Anda adalah pemain yang sedang berkembang, seperti di usia muda, hingga Jose, saya belum pernah bertemu manajer yang begitu terobsesi dengan kemenangan sebelum dirinya,” kenang Rashford.Meski mengakui perannya yang besar, Rashford tak menutupi bahwa pada awalnya ia sering frustrasi dengan pendekatan Mourinho. Bagi sang manajer, permainan indah bukan prioritas karena tiga poin adalah segalanya.
Perbedaan pandangan itu membuat Rashford butuh waktu beradaptasi. Ia terbiasa dengan gaya Van Gaal yang tetap mengejar kemenangan namun mengedepankan estetika permainan.
“(Van Gaal]) terobsesi dengan kemenangan, tetapi ia ingin memainkan gaya sepak bola yang indah. Jose tidak peduli,” tegasnya.
“Jika Anda menang, Anda menang. Anda akan melanjutkan ke pertandingan berikutnya. Awalnya, saya selalu marah. Tetapi karena kami telah menang, dan ia memang seorang pemenang, Anda mulai memahaminya,” tutup Rashford.
(Goal)